LABORATORIUM BIOKIMIA
DIPLOMA III
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BINA HUSADA
KENDARI
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
“
UJI LIPID ”
OLEH
NAMA : JENI MARYANTI HANGE PEDA
NIM : AK.12.035
KELAS : ANALIS A
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN BINA HUSADA
KENDARI
2013
I.
JUDUL : “UJI LIPID”
II.
TUJUAN :
1. Uji
Kelarutan Lipid
Tujuan
: Untuk mengetahui kelarutan lipid pada kelarutan tertentu
2. Uji
Keasaman Minyak
Tujuan
: Untuk mengetahui sifat asam minyak kelapa
3. Uji
Ketidakjenuhan Minyak
Tujuan
: Untuk mengetahui sifat ketidak jenuhan minyak atau lemak
4. Uji
Penyabunan Minyak
Tujuan
: Untuk mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali
5. Uji
Kolesterol
Tujuan
: Untuk mengetahui adanya sterol
(kolesterol) dalam bahan secara kualitatif
III.
LANDASAN TEORI
Lipid berasal dari kata Yunani yang
berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan di lihat dari
strukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang di bentuk adri senyawa
gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari 2
jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah
sejenis alkohol yang memiliki 3 karbon yang masing – masing mengandung sebuah
gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16
sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala
yang terdiri atas suatu gugs karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan
molekul ini diebut sebagai asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat
itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
(
http : //www.scribd.com/ )
Suatu lipid didefenisikan sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbonatau dietil eter.
Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang
kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton, kloroform dan benzene.
(
Salirawati et al, 2007 )
Lipid tidak memiliki rumus molekul
yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golonag yang berbeda. Berdasarkan
kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid di bagi menjadi beberapa golongan
yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai
ester dari asam lemak dan gliserol. R1, R2, R3 dalam rumus umum asam lemak
adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi
yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17.
(
Salirawati et al, 2007 )
Lemak dan minyak adalah trigliserida
atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”.
Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang : pada temperatur
kamar lemak berbentuk padat dan minyyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida
pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida ddalam tumbuhan cenderung
berupa minyak.
( Fessenden dan Fessenden, 1982 )
Lemak di golongkan berdasarkan
kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam – asam lemak jenuh,
yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani
misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih
dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap.
Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan
rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh.
(
Salirawati et al, 2007 )
IV.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
yang digunakan, yaitu :
§ Alat
pemanas
§ Batang
pengaduk
§ Botol
semprot
§ Erlenmeyer
§ Gelas
kimia
§ Hot
plate
§ Karet
penghisap
§ Labu
tentuukur 50ml
§ Neraca
analitik
§ Pipet
tetes
§ Porselin
tetes
§ Pipet
ukur 5ml
§ Rak
tabung reaksi
§ Tabung
reaksi
2. Bahan
yang di gunakan, yaitu :
§ Aquadest
§ Air
brom
§ Asam
asetat
§ Alkohol
95%
§ Asam
sulfat pekat
§ Kertas
lakmus merah dan biru
§ Kloroform
§ Kolesterol
0,5%
§ Larutan
CaCl2 5%
§ Larutan
detergen
§ Larutan
MgSO4 5%
§ Larutan
Pb asetat
§ Margarin
§ Minyak
ikan
§ Minyak
kelapa
§ Minyak
tengik
§ NaOH
V.
PERHITUNGAN BAHAN
1. CaCl2
5% dalam 50ml aquadest
Cara
kerja :
§ Ditimbang
2,5 gram CaCl2
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
dalam labu ukur 50 ml
§ Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok homogen
2. MgSO4
5% dalam 50 ml aquadest
Cara kerja :
§ Ditimbang
2,5 gram MgSO4
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
ke dalam labu tentuukur 50 ml
§ Dickupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok hingga homogen
3. Pb
asetat 5% dalam 50 ml aquadset
Cara kerja :
§ Ditimbang
Pb asetat sebanyak 2,5 gram
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
ke dalam labu tentuukur 50 ml
§ Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok hingga homogen
4. Kolesterol
0,5% dalam 20 ml kloroform
Cara
Kerja :
§ Ditimbang
Pb asetat sebanyak 0,1 gram
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
ke dalam labu tentuukur 20 ml
§ Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok hingga homogen
5. Na2CO3
5% dalam 25 ml aquadest
Cara
kerja :
§ Ditimbang
Pb asetat sebanyak 0,1 gram
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
ke dalam labu tentuukur 25 ml
§ Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok hingga homogen
6. Pembuatan
sabun 5% dalam 50 ml aquadest
Cara
kerja :
§ Ditimbang
sabun sebanyak 2,5 gram
§ Dilarutkan
dengan sedikit aquadest
§ Dipindahkan
ke dalam labu tentuukur 50 ml
§ Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas
§ Di
kocok hingga homogen
VI.
DATA PENGAMATAN
1. Uji
Kelarutan Lipid
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Aquadest
Alkohol 96%
Eter
Kloroform
Na2CO3 0,5%
Minyak Kelapa
|
1 ml
2 ml
|
1 ml
2 ml
|
1 ml
2 ml
|
1 ml
2 ml
|
1 ml
2 ml
|
Hasil :
Larut/tidak larut/terbentuk emulsi
|
Tidal larut
|
Terbentuk emulsi
|
Larut
|
Larut
|
Tidak larut
|
2. Uji
Keasaman Minyak
No
|
Zat
Uji
|
Perubahan
warna
|
Sifat
Asam / Basa
|
|
Lakmus
Merah
|
Lakmus
Biru
|
|||
1
2
3
|
Minyak
kelapa
Minyak
tengik 1
Minyak
tengik 2
|
Merah
Merah
Merah
|
Biru
Biru
Biru
|
Netral
Netral
Netral
|
3. Uji
Ketiddakjenuhan Minyak
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Minyak
kelapa
Margarin
Kloroform
|
2
tetes
2
ml
|
Seujung
spatula
2
ml
|
Hasil
: jumlah tetes air brom
|
30
|
15
|
4. Uji
Penyabunan Minyak
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
|
Tabung
3
|
Larutan
sabun
Larutan
CaCl2 5%
Larutan
MgSO4
Larutan
Pb asetat
(
Kocok tabung dengan kuat )
|
2
ml
5
ml
|
2
ml
5
ml
|
2
ml
5
ml
|
Hasil
: ada endapan/tidak ada endapan
|
Endapan
jernih
|
Jernih
|
Jernih
|
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
|
Tabung
3
|
Larutan
sabun
Larutan
CaCl2 5%
Larutan
MgSO4
Larutan
Pb asetat
(
Kocok tabung dengan kuat )
|
2
ml
5
ml
|
2
ml
5
ml
|
2
ml
5
ml
|
Hasil
: ada endapan/tidak ada endapan
|
Larut
|
Sedikit
keruh
|
Banyak
endapan
|
5. Uji
kolesterol
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung 3
|
Minyak
kelapa
Minyak
ikan
Kolesterol
5% dalam kloroform
|
2
tetes
|
2
tetes
|
5
tetes
|
Uji
dengan Liberman Buchard.Hasil : terbentuknya warna merah, kemudian biru dan
hijau ( +/- )
|
Warna
agak kuning ( -)
|
Agak
kuning ( - )
|
Kuning
( - )
|
VII.
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang pertama
yaitu uji kelaarutan lipid, diketahui bahwa hanya larutan kloroform dan eter
saja yang dapat melarutkan minyak kelapa sedangkan pada aquadest dan Na2CO3
tidak dapat melarutkan minyak kelapa. Menurut Lehninger (1982), lipid merupakan
senyawa biomolekul yang dapat larut dalam pelarut – pelarut organik nonpolar
seperti kloroform,eter,benzene aseton dan petroleum eter. Jadi, dari hasil
percobaan pada pengujian yang pertama ini membuktikan bahwa lipid larut dalam
kloroform dan eter merupakan pelarut nonpolar sedangkan aquadest dan Na2CO3
bukan merupaka pelarut nonpolar sehingga keduanya tidak dapat melarutkan
lipid.Oleh karena itu, dapat dari uji kelarutan lipid ini dapat dipastikan
bahwa hasil praktikum sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan yang kedua
yaitu uji keasaman minyak, kita ingin mengetahui sifat asam – basa minyak
kelapa. Hasil yang di peroleh yaitu ketiga jenis minyak, baik minyak kelapa
murni, minyak kelapa tengik I maupun minyak kelapa tengik II, sama – sama tidak
menunjukkan perubahan pada pengujian sifat asam basa dengan menggunakan kertas
lakmus merah dan biru. Artinya, minyak – minyak tersebut bersifat netral. Akan tetapi,
sebenarnya hasil yang di peroleh ini tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa
minyak kelapa tengik memiliki sifat asam. Menurut teori, minyak tengik
sebenarnya bersifat asam karena telah mengalami hidrolisis dan oksidasi yang
menghasilkan aldehid, keton dan asam – asam lemak bebas. Proses ketengika
tersebut dapat di percepat oleh adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi
mikroba dan katalis logam tertentu seperti : Fe, Ni, atau Mn. Sementara hasil
yang diperoleh tidak demikian halnya. Pengujian sampel minyak tengik pada
kertas lakmus merah dan biru menunjukkan bahwa minyak tersebut bersifat netral.
Kekeliruan hasil percobaan ini terjadi sesuai dengan semestinya ( bisa saja
lebih atau kurang ). Atau, boleh jadi minyak tengik yang di jadikan zat uji
belum terlalu lama di biarkan pada udara lembab, sehingga belum begitu tengik.
Pada percobaan ketiga yaitu
uji ketidakjenhan minyak, kita ingin mengetahui apakah bahan yang digunakan
tergolong dalam asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Untuk mengetahui
kejenuhan asam lemak yaitu dengan mereaksikan dengan air brom. Pada minyak
kelapa, margarin dan air brom yang di butuhkan cukup banyak. Hal ini di
karenakan minyak kelapa, margarin dan air brom mempunyai ikatan rangkap yang
banyak sehingga molekul pada air brom yang di butuhkan banyak untuk dapat
bereaksi adisi dengan minyak. Dapat di simpulkan bahwa minyak kelapa merupakan
asam lemak tidak jenuh. Sedangkan untuk
margarin tidak membutuhkan air brom yang banyakkarena tidak ada iktan rangkap
sehingga di kelompokka ke dala golongan asam lemak jenuh. Semakin banyak ikatan
rangkap pada lemak maka semakin banyak pula air brom yang digunak untuk mengadisi
ikatan rangkap tersebut.
Pada percobaan keempat yaitu
uji penyabunan minyak, kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh
alkali. Pada percobaan ini, dilakukan 2 jenis percobaan yakni hidrolisi minyak
dan uji sifat – sifat sabun (saponifikasi). Adapun hasil yang diperoleh ialah
penambahan Pb asetat pada larutan sabun tidak membentuk endapan, begitu pula pada
penambah MgSO4 pada larutan sabun. Hanya pada penambahan CaCl2
pada larutan sabun yang membentuk adanya endapan. Sedangkan pada larutan
deterjen, endapan yang terbentuk bervariasi. Menurut teori yang ada, lemak dan
minyak dapat terhidrolisis dengan bantuan basa kuat seperti NaOH atau KOH
melalui pemanasan dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Adapun yang
menyebabkan endapan yang terbentuk bervariasi ialah karena tergantung pada
tingkat kesadahan suatu larutan, dimana semakin sadah suatu larutan maka
endapan yang terbentuk pun semakin banyak. Namun pada percobaan ini, hasil yang
diproleh tidak sesuai dengan teori. Kemungkina penyebab ketidaksesuaian hasil
percobaan dengan teori adalah ketidaktelitian dalam pemipetan atau larutan
belum benar – benar homogen karena pengocokannya tidak terlalu kuat.
Pada percobaan yyang terakhir
yaitu uji kolesterol, kita ingin membuktikan adanya sterol (kolesterol) dalam
suatu bahan. Pada percobaan ini, digunakan minyak kelapa, minyak ikan,
kloroform dan asam sulfat pekat yang bertindak sebagai pereaksi Lieberman
Burchard, yang berfungsi mengidentifikasi adanya sterol dalam suatu larutan. Adapun
hasil yang di peroleh dari percobaan ini ialah minyak kelapa yang di tambahkan
dengan kloroform mengalami perubahan warna menjadi agak kuning. Pada penambah
asam sulfat pekat dalam minyak kelapa, terjadi
perubahan warna yakni menjadi berwarna agak kuning. Sedangkan pada
larutan kolesterol, baik saat di tambahkan denga kloroform maupun asam sulfat
pekat, larutan tersebt tidak mengalami perubahan warna. Menurut teori yang ada,
minyak kelapa yang di reaksikan dengan pereaksi Lieberman Burchard akan berubah
warna menjadi warna merah disebabkan oleh di dalam minyak kelapa tidak
mengandung kolesterol. Hasil dari percobaan kali ini tidak sesuai dengan teori
yang ada. Seharusnya hasil yang diperoleh ialah terjadinya perubahan warna
menjadi hijau pekat. Kemungkinan ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori
ialah kondisi larutan kolesterol yang di ujikan sudah tidak terdeteksi
kandungan kolesterolnya karena telah lama disimpan.
VIII.
KESIMPULAN
1. Uji
kelarutan lipid
Kesimpulan : Setelah di lakukan pengujian, dari
kelima bahan yang di ujikan diketahui bahwa aquadest dan NaCO3 tidak
bisa melarutkan minyak kelapa, alkohol 96% sedikit melarutkan minyak kelapa,
dan larutan eter serta kloroform bisa melarutkan minyak kelapa.
2. Uji
keasaman minyak
Kesimpulan : setelah di lakukan percobaan zat uji
memiliki pH netral.
3. Uji
ketidakjenuhan minyak
Kesimpulan : semakin banyak air brom yang digunakan,
maka semakin banyak ikatan rangkap yang terdapat dalam bahan. Oleh karena itu,
minyak kelapa mempunyai ikatan rangkap lebih banyak daripada mergarin sehingga
minyak kelapa termasuk dalam asam lemak tidak jenuh.
4. Uji
penyabuna minyak
Kesimpulan : berdasarkan praktikum yang telah di
lakukan bahwa zat uji yakni larutan sabun dan larutan detergen tidak
terhidrolisis sempurna karena dari zat uji ini mengakibatkan endapan saat di
reaksikan dengan pelarut.
5. Uji
kolesterol
Kesimpulan : pada uji kolesterol tidak ada bahan
yang menghasilkan reaksi positif (+), tetapi menghasilkan reaksi negatif (-)
yang di tandai dengan tidak terjadinya perubahan warna hijau pekat melainkan
warna kuning yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
dan fessenden.1982. Kimia Organik
II,edisi ketiga.Jakarta;Erlangga
Salirawati
et al.2007.Belajar Kimia Menarik.Jakarta;Gramedia
http://www.scribd.com/doc/4328666/laporan-praktikum-biokimia-lipid,
diakses tanggal 25 april 2013
