Kamis, 06 Juni 2013

Akademi analis Kesehatan Bina Husada Kendari'12



LABORATORIUM BIOKIMIA
DIPLOMA III
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BINA HUSADA
KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
“ UJI LIPID ”

OLEH
                                    NAMA            : JENI MARYANTI HANGE PEDA
                                    NIM                : AK.12.035
                                    KELAS           : ANALIS A

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BINA HUSADA
KENDARI
2013


















I. JUDUL        : “UJI LIPID”

II. TUJUAN   :
1.      Uji Kelarutan Lipid
Tujuan : Untuk mengetahui kelarutan lipid pada kelarutan tertentu
2.      Uji Keasaman Minyak
Tujuan : Untuk mengetahui sifat asam minyak kelapa
3.      Uji Ketidakjenuhan Minyak
Tujuan : Untuk mengetahui sifat ketidak jenuhan minyak atau lemak
4.      Uji Penyabunan Minyak
Tujuan : Untuk mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali
5.      Uji Kolesterol
Tujuan : Untuk mengetahui adanya sterol  (kolesterol) dalam bahan secara kualitatif

III. LANDASAN TEORI
            Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan di lihat dari strukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang di bentuk adri senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari 2 jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki 3 karbon yang masing – masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugs karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini diebut sebagai asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
                                                                                                ( http : //www.scribd.com/ )
            Suatu lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbonatau dietil eter. Lipid adalah senawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang – kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti : eter, aseton, kloroform dan benzene.
                                                                                                            ( Salirawati et al, 2007 )
            Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golonag yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid di bagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. R1, R2, R3 dalam rumus umum asam lemak adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17.
                                                                                                            ( Salirawati et al, 2007 )

            Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang : pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida ddalam tumbuhan cenderung berupa minyak.
                                                                                              ( Fessenden dan Fessenden, 1982 )

            Lemak di golongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam – asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh.
                                                                                                            ( Salirawati et al, 2007 )

IV. ALAT DAN BAHAN
1.      Alat yang digunakan, yaitu :
§  Alat pemanas
§  Batang pengaduk
§  Botol semprot
§  Erlenmeyer
§  Gelas kimia
§  Hot plate
§  Karet penghisap
§  Labu tentuukur 50ml
§  Neraca analitik
§  Pipet tetes
§  Porselin tetes
§  Pipet ukur 5ml
§  Rak tabung reaksi
§  Tabung reaksi

2.      Bahan yang di gunakan, yaitu :
§  Aquadest
§  Air brom
§  Asam asetat
§  Alkohol 95%
§  Asam sulfat pekat
§  Kertas lakmus merah dan biru
§  Kloroform
§  Kolesterol 0,5%
§  Larutan CaCl2 5%
§  Larutan detergen
§  Larutan MgSO4 5%
§  Larutan Pb asetat
§  Margarin
§  Minyak ikan
§  Minyak kelapa
§  Minyak tengik
§  NaOH


 
V. PERHITUNGAN BAHAN
1.      CaCl2 5% dalam 50ml aquadest
Cara kerja :
§  Ditimbang 2,5 gram CaCl2
§  Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§  Dipindahkan dalam labu ukur 50 ml
§  Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
§  Di kocok homogen

2.      MgSO4 5% dalam 50 ml aquadest
Cara kerja :
§  Ditimbang 2,5 gram MgSO4
§  Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§  Dipindahkan ke dalam labu tentuukur 50 ml
§  Dickupkan volumenya hingga tanda batas
§  Di kocok hingga homogen

3.      Pb asetat 5% dalam 50 ml aquadset
                                                                         
Cara kerja :
§   Ditimbang Pb asetat sebanyak 2,5 gram
§   Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§   Dipindahkan ke dalam labu tentuukur 50 ml
§   Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
§   Di kocok hingga homogen

4.      Kolesterol 0,5% dalam 20 ml kloroform
Cara Kerja :
§   Ditimbang Pb asetat sebanyak 0,1 gram
§   Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§   Dipindahkan ke dalam labu tentuukur 20 ml
§   Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
§   Di kocok hingga homogen
5.      Na2CO3 5% dalam 25 ml aquadest
                                                                       
Cara kerja :
§  Ditimbang Pb asetat sebanyak 0,1 gram
§  Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§  Dipindahkan ke dalam labu tentuukur 25 ml
§  Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
§  Di kocok hingga homogen

6.      Pembuatan sabun 5% dalam 50 ml aquadest
Cara kerja :

§  Ditimbang sabun sebanyak 2,5 gram
§  Dilarutkan dengan sedikit aquadest
§  Dipindahkan ke dalam labu tentuukur 50 ml
§  Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
§  Di kocok hingga homogen
VI. DATA PENGAMATAN
1.      Uji Kelarutan Lipid
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Aquadest

Alkohol 96%

Eter

Kloroform

Na2CO3 0,5%

Minyak Kelapa
1 ml









2 ml


1 ml







2 ml




1 ml





2 ml






1 ml



2 ml









1 ml

2 ml
Hasil :
Larut/tidak larut/terbentuk emulsi
Tidal larut
Terbentuk emulsi
Larut
Larut
Tidak larut


2.      Uji Keasaman Minyak

No
Zat Uji
Perubahan warna
Sifat Asam / Basa
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1

2

3

Minyak kelapa

Minyak tengik 1

Minyak tengik 2

Merah

Merah

Merah

Biru

Biru

Biru

Netral

Netral

Netral


3.      Uji Ketiddakjenuhan Minyak
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Minyak kelapa

Margarin

Kloroform

2 tetes



2 ml


Seujung spatula

2 ml

Hasil : jumlah tetes air brom
30
15

4.      Uji Penyabunan Minyak
Bahan
Tabung 1
Tabung
Tabung 3
Larutan sabun

Larutan CaCl2 5%

Larutan MgSO4

Larutan Pb asetat

( Kocok tabung dengan kuat )
2 ml

5 ml
2 ml



5 ml
2 ml





5 ml
Hasil : ada endapan/tidak ada endapan
Endapan jernih
Jernih
Jernih


Bahan
Tabung 1
Tabung
Tabung 3
Larutan sabun

Larutan CaCl2 5%

Larutan MgSO4

Larutan Pb asetat

( Kocok tabung dengan kuat )
2 ml

5 ml
2 ml



5 ml
2 ml





5 ml
Hasil : ada endapan/tidak ada endapan
Larut
Sedikit keruh
Banyak endapan



5.      Uji kolesterol
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
 Tabung 3
Minyak kelapa

Minyak ikan

Kolesterol 5% dalam kloroform
2 tetes






2 tetes




5 tetes
Uji dengan Liberman Buchard.Hasil : terbentuknya warna merah, kemudian biru dan hijau ( +/- )

Warna agak kuning ( -)
Agak kuning ( - )
Kuning ( - )

VII. PEMBAHASAN
                   Pada percobaan yang pertama yaitu uji kelaarutan lipid, diketahui bahwa hanya larutan kloroform dan eter saja yang dapat melarutkan minyak kelapa sedangkan pada aquadest dan Na2CO3 tidak dapat melarutkan minyak kelapa. Menurut Lehninger (1982), lipid merupakan senyawa biomolekul yang dapat larut dalam pelarut – pelarut organik nonpolar seperti kloroform,eter,benzene aseton dan petroleum eter. Jadi, dari hasil percobaan pada pengujian yang pertama ini membuktikan bahwa lipid larut dalam kloroform dan eter merupakan pelarut nonpolar sedangkan aquadest dan Na2CO3 bukan merupaka pelarut nonpolar sehingga keduanya tidak dapat melarutkan lipid.Oleh karena itu, dapat dari uji kelarutan lipid ini dapat dipastikan bahwa hasil praktikum sesuai dengan teori yang ada.
                   Pada percobaan yang kedua yaitu uji keasaman minyak, kita ingin mengetahui sifat asam – basa minyak kelapa. Hasil yang di peroleh yaitu ketiga jenis minyak, baik minyak kelapa murni, minyak kelapa tengik I maupun minyak kelapa tengik II, sama – sama tidak menunjukkan perubahan pada pengujian sifat asam basa dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Artinya, minyak – minyak tersebut bersifat netral. Akan tetapi, sebenarnya hasil yang di peroleh ini tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa minyak kelapa tengik memiliki sifat asam. Menurut teori, minyak tengik sebenarnya bersifat asam karena telah mengalami hidrolisis dan oksidasi yang menghasilkan aldehid, keton dan asam – asam lemak bebas. Proses ketengika tersebut dapat di percepat oleh adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi mikroba dan katalis logam tertentu seperti : Fe, Ni, atau Mn. Sementara hasil yang diperoleh tidak demikian halnya. Pengujian sampel minyak tengik pada kertas lakmus merah dan biru menunjukkan bahwa minyak tersebut bersifat netral. Kekeliruan hasil percobaan ini terjadi sesuai dengan semestinya ( bisa saja lebih atau kurang ). Atau, boleh jadi minyak tengik yang di jadikan zat uji belum terlalu lama di biarkan pada udara lembab, sehingga belum begitu tengik.
                   Pada percobaan ketiga yaitu uji ketidakjenhan minyak, kita ingin mengetahui apakah bahan yang digunakan tergolong dalam asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Untuk mengetahui kejenuhan asam lemak yaitu dengan mereaksikan dengan air brom. Pada minyak kelapa, margarin dan air brom yang di butuhkan cukup banyak. Hal ini di karenakan minyak kelapa, margarin dan air brom mempunyai ikatan rangkap yang banyak sehingga molekul pada air brom yang di butuhkan banyak untuk dapat bereaksi adisi dengan minyak. Dapat di simpulkan bahwa minyak kelapa merupakan asam lemak tidak jenuh.  Sedangkan untuk margarin tidak membutuhkan air brom yang banyakkarena tidak ada iktan rangkap sehingga di kelompokka ke dala golongan asam lemak jenuh. Semakin banyak ikatan rangkap pada lemak maka semakin banyak pula air brom yang digunak untuk mengadisi ikatan rangkap tersebut.
                   Pada percobaan keempat yaitu uji penyabunan minyak, kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali. Pada percobaan ini, dilakukan 2 jenis percobaan yakni hidrolisi minyak dan uji sifat – sifat sabun (saponifikasi). Adapun hasil yang diperoleh ialah penambahan Pb asetat pada larutan sabun tidak membentuk endapan, begitu pula pada penambah MgSO4 pada larutan sabun. Hanya pada penambahan CaCl2 pada larutan sabun yang membentuk adanya endapan. Sedangkan pada larutan deterjen, endapan yang terbentuk bervariasi. Menurut teori yang ada, lemak dan minyak dapat terhidrolisis dengan bantuan basa kuat seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Adapun yang menyebabkan endapan yang terbentuk bervariasi ialah karena tergantung pada tingkat kesadahan suatu larutan, dimana semakin sadah suatu larutan maka endapan yang terbentuk pun semakin banyak. Namun pada percobaan ini, hasil yang diproleh tidak sesuai dengan teori. Kemungkina penyebab ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori adalah ketidaktelitian dalam pemipetan atau larutan belum benar – benar homogen karena pengocokannya tidak terlalu kuat.
                   Pada percobaan yyang terakhir yaitu uji kolesterol, kita ingin membuktikan adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan. Pada percobaan ini, digunakan minyak kelapa, minyak ikan, kloroform dan asam sulfat pekat yang bertindak sebagai pereaksi Lieberman Burchard, yang berfungsi mengidentifikasi adanya sterol dalam suatu larutan. Adapun hasil yang di peroleh dari percobaan ini ialah minyak kelapa yang di tambahkan dengan kloroform mengalami perubahan warna menjadi agak kuning. Pada penambah asam sulfat pekat dalam minyak kelapa, terjadi  perubahan warna yakni menjadi berwarna agak kuning. Sedangkan pada larutan kolesterol, baik saat di tambahkan denga kloroform maupun asam sulfat pekat, larutan tersebt tidak mengalami perubahan warna. Menurut teori yang ada, minyak kelapa yang di reaksikan dengan pereaksi Lieberman Burchard akan berubah warna menjadi warna merah disebabkan oleh di dalam minyak kelapa tidak mengandung kolesterol. Hasil dari percobaan kali ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Seharusnya hasil yang diperoleh ialah terjadinya perubahan warna menjadi hijau pekat. Kemungkinan ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori ialah kondisi larutan kolesterol yang di ujikan sudah tidak terdeteksi kandungan kolesterolnya karena telah lama disimpan.

VIII. KESIMPULAN
1.      Uji kelarutan lipid
Kesimpulan : Setelah di lakukan pengujian, dari kelima bahan yang di ujikan diketahui bahwa aquadest dan NaCO3 tidak bisa melarutkan minyak kelapa, alkohol 96% sedikit melarutkan minyak kelapa, dan larutan eter serta kloroform bisa melarutkan minyak kelapa.
2.      Uji keasaman minyak
Kesimpulan : setelah di lakukan percobaan zat uji memiliki pH netral.
3.      Uji ketidakjenuhan minyak
Kesimpulan : semakin banyak air brom yang digunakan, maka semakin banyak ikatan rangkap yang terdapat dalam bahan. Oleh karena itu, minyak kelapa mempunyai ikatan rangkap lebih banyak daripada mergarin sehingga minyak kelapa termasuk dalam asam lemak tidak jenuh.
4.      Uji penyabuna minyak
Kesimpulan : berdasarkan praktikum yang telah di lakukan bahwa zat uji yakni larutan sabun dan larutan detergen tidak terhidrolisis sempurna karena dari zat uji ini mengakibatkan endapan saat di reaksikan dengan pelarut.
5.      Uji kolesterol
Kesimpulan : pada uji kolesterol tidak ada bahan yang menghasilkan reaksi positif (+), tetapi menghasilkan reaksi negatif (-) yang di tandai dengan tidak terjadinya perubahan warna hijau pekat melainkan warna kuning yang terbentuk.



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan fessenden.1982. Kimia Organik II,edisi ketiga.Jakarta;Erlangga
Salirawati et al.2007.Belajar Kimia Menarik.Jakarta;Gramedia